Rabu, 17 Agustus 2022

Salam Pramuka, Motto Gerakan Pramuka, Arti Lambang Gerakan Pramuka

 Assalamualaikum Wr Wb

Salam Pramuka

Dalam materi ini akan disampaikan 3 sub materi, yaitu:

1. Salam Pramuka

2. Motto Gerakan Pramuka

3. Arti Lambang gerakan Pramuka


Salam Pramuka,

Salam pramuka digolongkan menjadi 3 macam:


Salam Biasa

Yaitu salam yang diberikan kepada sesama anggota Pramuka. Siapa yang melihat dulu dialah yang harus memberi salam terlebih dahulu tanpa aba-aba, tidak pandang pangkat, tua maupun muda. Salam tersebut dapat diberikan sambil berjalan, sedang duduk, naik sepeda ataupun kendaraan. Jadi tidak harus berdiri.


Salam Hormat

Yaitu salam yang diberikan kepada seseorang atau sesuatu yang kedudukannya lebih tinggi. Misalnya kepada Bendera Merah Putih, Pembina Upacara.


Salam janji

Yaitu salam yang dilakukan ketika ada anggota Pramuka yang sedang dilantik. Pemberian salam pramuka dilakukan ketika dilakukan pengucapan janji yaitu Tri Satya. Salam janji juga diberikan pada saat pengucapan janji Trisatya dalam acara Ulang Janji.


Motto Gerakan Pramuka, "Satyaku Kudharmakan, Dharmku kubhaktikan"


Lambang Gerakan Pramuka

Lambang Gerakan Pramuka adalah sebuah bayangan (siluet) Tunas Kelapa. Lambang ini diciptakan tahun 1961, oleh Soenardjo Atmodipoerwo.

Kata ‘Pramuka’ merupakan singkatan dari Praja Muda Karana. Kata ini memiliki arti jiwa muda yang suka berkarya.


Kata pramuka ini diambil oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, yang berasal dari kata ‘Poromuko’. Kata poromuko ini memiliki arti sebagai pasukan terdepan dalam perang.

Soenardjo Admodipuro adalah salah seorang petinggi di Departemen Pertanian sekaligus tokoh pramuka Indonesia pada tahun 1961.


Lambang ini digunakan pertama kalinya pada 14 Agustus 1961. Saat itu, Presiden Soekarno melantik anggota Mapinas, Kwarnas, dan Kwarnari di Istana Presiden.


Lambang Gerakan Pramuka mengandung guna kiasan sebagai berikut:


Buah nyiur dalam mempunyainya tumbuh dinamakan cikal. Ini mengandung guna Pramuka adalah inti untuk kelangsungan hidup bangsa (tunas penerus bangsa).

Buah nyiur tahan lama. Ini mengandung guna, Pramuka adalah orang yang jasmani dan rohaninya kuat dan ulet.

Nyiur dapat tumbuh di berbagai jenis tanah. Ini mengandung guna, Pramuka adalah orang yang mampu beradaptasi dalam kondisi apapun.

Nyiur tumbuh menjulang tinggi. Ini mengandung guna, setiap Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi.

Akar nyiur kuat. Mengandung guna, Pramuka berpegang pada dasar-dasar yang kuat.

Nyiur pohon yang serbaguna. Ini mengandung guna, Pramuka bermanfaat untuk nusa, bangsa dan agama. (asc)


Catatan : Materi diambil dari berbagai sumber

Kamis, 19 Agustus 2021

Tunas Kelapa : "Pramuka Bisa Hidup Dimana mana"

 Sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka pasal 48 dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Bab VII Pasal 120, lambang Gerakan Pramuka adalah tunas kelapa. Penjabaran tentang Lambang ini ditetapkan dalam SK Kwarnas Nomor 06/KN/72 tentang Lambang Gerakan Pramuka.

Pencipta lambang ini adalah Kak Sunardjo Atmodipuro, seorang Andalan Nasional dan Pembina Pramuka yang juga pegawai di Departemen Pertanian. Kak Soenardjo Atmodipoero sendiri lahir pada tanggal 29 Pebruari 1909 di Blora dan meninggal pada tanggal 31 Mei 1979.
Pertama kali lambang ciptaan Kak Sunardjo Atmodipuro ini dipergunakan sebagai lambang Gerakan Pramuka pada tanggal 14 Agustus 1961 saat Presiden Republik Indonesia menganugerahkan Panji Kepramukaan kepada Gerakan Pramuka
Pengetahuan terkait lambang Gerakan Pramuka juga menjadi salah satu materi dalam SKU yaitu mulai SKU Siaga Mula, SKU Siaga Bantu, Siaga Tata (masing-masing pada syarat nomor 6), serta SKU Penggalang Ramu (syarat no. 14).
Bayangan Tunas Kelapa dipilih sebagai lambang Gerakan Pramuka dengan mempertimbangkan Kiasanyang terkandung di dalamnya. Arti kiasan tersebut yaitu:

  1. Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal. Istilah cikal bakal di Indonesia berarti penduduk asli pertama, yang menurunkan generasi baru. Jadi lambang buah nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa setiap Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
  2. Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa setiap Pramuka adalah seorang yang rohaniah dan jasmaniah sehat, kuat dan ulet, serta besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi tanah air dan bangsa Indonesia.
  3. Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam menyesuaikan diri dengan keadaan sekelilingnya. Jadi lambang tersebut mengkiaskan bahwa setiap Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat dimana ia berada dan dalam keadaan yang bagaimana pun juga.
  4. Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi di Indonesia. Jadi lambang tersebut mengkiaskan bahwa setiap Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus yakni mulia, jujur dan tetap tegak tidak mudah diombang–ambingkan sesuatu.
  5. Akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Jadi lambang tersebut mengkiaskan tekad dan keyakinan setiap Pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan landasan landasan yang baik, benar, kuat dan nyata, ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.
  6. Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa setiap Pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepada umat manusia

WOSM Sebagai Simbol Pandu Dunia

 Lambang WOSM(World Organization of Scout Movement) atau Organisasi Kepanduan Sedunia adalah logo atau lambang kepramukaan sedunia yang juga dijadikan sebagai lencana pada pakaian pramuka. Di Indonesia, lencana WOSM menjadi salah satu Tanda Umum Gerakan Pramuka (bagian dari Tanda Pengenal Gerakan Pramuka). Tanda ini dikenakan di baju seragam pramuka di dada sebelah kanan (anggota putra) dan kerah baju sebelah kanan (anggota putri).

Lambang WOSM terdiri atas gambar “fleur-de-lis” atau dikenal juga sebagai bunga lily dengan tiga ujung, kompas, dua bintang, yang dilingkari tali bersimpul mati. Gambar berwarna putih dengan warna latar (background) berwarna ungu.Lambang “fleur-de-lis” ini telah digunakan oleh Baden Powell, Bapak Pramuka Sedunia, untuk disematkan kepada 22 anak laki-laki yang mengikuti perkemahan di Pulau Bwonsea pada 25 Juli – 2 Agustus 1907. Hingga kini lambang tersebut masih digunakan sebagai lambang WOSM (Organisasi Kepanduan Sedunia) dan banyak organisasi kepramukaan di berbagai negara

Rabu, 18 Agustus 2021

Bapak Pandu Indonesia

 KH. Agus Salim merupakan tokoh Sarekat Islam (salah satu organisasi pelopor pergerakan nasional) yang menaruh perhatian pada pendidikan kepanduan. Beliau lah yang pertama kali mengusulkan dan menggunakan istilah 'pandu' dan 'kepanduan' untuk mengganti istilah sebelumnya 'padvinder' dan 'padvinderij' yang oleh Belanda dilarang penggunaannya bagi organisasi kepramukaan yang didirikan oleh bumiputera (orang Indonesia).

Istilah 'pandu' dan 'kepanduan' diperkenalkan pertama kali saat konggres Sarekat Islam Afdeeling Padvinderij (SIAP) di Banyumas, Jawa Tengah, pada tahun 1928. SIAP sendiri adalah organisasi kepanduan milik Sarekat Islam, Atas usul tersebut SIAP kemudian berubah kepanjangannya menjadi Sarekat Islam Afdeeling Pandoe.

Gelar Bapak Pandu Indonesia, oleh sebagian pihak, disematkan kepada KH. Agus Salim atas jasanya merubah istilah 'padvinder' dan 'padvinderij' yang berasal dari bahasa Belanda menjadi 'pandu' dan 'kepanduan'.

Namun harus diakui, hingga saat ini tidak ada satu ketetapan hukum pun yang mendasari penganugerahan gelar tersebut. Dalam berbagai ketetapan Munas, keputusan Kwartir Nasional, maupun peraturan perundangan lainnya di pramuka, tidak satupun yang menetapkan KH. Agus Salim sebagai Bapak Pandu Indonesia.

Bahkan tidak ditemukan siapa yang pertama kali menyatakan bahwa KH. Agus Salim sebagai Bapak Pandu Indonesia.

Tanpa mengecilkan jasa KH. Agus Salim sebagai tokoh nasional yang menaruh perhatian tinggi pada pendidikan kepanduan di Indonesia, perlu ditegaskan bahwa gelar H. Agus Salim sebagai Bapak Pandu Indonesia tidak memiliki dasar yang jelas.

Sumber : pramukaria.id

Rabu, 11 Agustus 2021

Sri Sultan HB IX dan Pramuka

 Lahir di Yogyakarta dengan nama GRM Dorojatun pada 12 April 1912, HamengkubuwonoIX adalah putra dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan Raden Ajeng Kustilah. Diumur 4 tahun Hamengkubuwono IX tinggal pisah dari keluarganya. Dia memperoleh pendidikan di HIS di Yogyakarta, MULO di Semarang, dan AMS di Bandung.


Pada tahun 1930-an beliau berkuliah di Universiteit Leiden, Belanda ”SultanHenkie”. Hamengkubuwono IX dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta pada tanggal 18 Maret 1940 dengan gelar “Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengkubuwono Senopati Ing Alogo Ngabdurrokhman Sayidin Panotogomo Kholifatulloh Ingkang Kaping Songo”.


Beliau merupakan sultan yang menentang penjajahan Belanda dan mendorong kemerdekaan Indonesia. Selain itu, dia juga mendorong agar pemerintah RI memberi status khusus bagi Yogyakarta dengan predikat “Istimewa”. Sejak 1946 beliau pernah beberapa kali menjabat menteri pada kabinet yang dipimpin Presiden Soekarno. Jabatan resminya pada tahun 1966 adalah ialah Menteri Utama di bidang Ekuin.


Pada tahun 1973 beliau diangkat sebagai wakil presiden. Pada akhir masa jabatannya pada tahun 1978, beliau menolak untuk dipilih kembali sebagai wakil presiden dengan alasan kesehatan. Namun, ada rumor yang mengatakan bahwa alasan sebenarnya ia mundur adalah karena tak menyukai Presiden Soeharto yang represif seperti pada Peristiwa Malari dan hanyut pada KKN.Minggu malam pada 1 Oktober 1988 ia wafat di George Washington University Medical Centre, Amerika Serikat dan dimakamkan di pemakaman para sultan Mataram di Imogiri.


Sejak muda, beliau sudah aktif dalam organisasi pendidikan kepanduan. Menjelang tahun 1960-an, beliau telah menjadi Pandu Agung (Pemimpin Kepanduan). Presiden RI saat itu, Soekarno, berulang kali berkonsultasi dengan Sri Sultan mengenai penyatuan organisasi kepanduan, pendirian gerakan pramuka, dan pengembangannya. Pada 9 Maret 1961, dibentuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka oleh Presiden Soekarno. Panitia ini terdiri dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, dan Achmadi. Keempat orang inilah yang mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka dan terbitnya Keputusan Presiden RI No. 238 Tahun 1961.


Berbagai gerakan kepanduan yang ada di Indonesia akhirnya melebur menjadi satu dalam organisasi pramuka yang resmi berdiri pada 14 Agustus 1961. Pramuka diambil dari kata Poromuko, yang berarti prajurit yang terdepan dalam suatu peperangan. Pramuka sendiri melekat pada singkatan “Praja Muda Karana” yang berarti jiwa muda yang suka berkarya.


Sri Sultan Hamengkubuwana IX pun ditunjuk sebagai Ketua Kwarnas dan Wakil Ketua I Mapinas (Ketua Mapinas adalah Presiden RI). Beliau menjabat selama empat periode berturut, sejak 1961-1963, 1963-1967, 1967-1970, dan 1970-1974 selama 13 tahun. Tak hanya itu saja. Janji pramuka yang dikenal sebagai Tri Satya Pramuka dan 10 aturan yang harus dipenuhi anggota pramuka, Dasa Dharma Pramuka, juga ditetapkan dan mulai diperkenalkan sejak resminya organisasi pramuka nasional ini.


Seragam pramuka di Indonesia sendiri ditetapkan dengan warna coklat muda untuk atasan dan coklat tua untuk bawahan yang melambangkan elemen air dan tanah. Pramuka pun sejak itu diajarkan ke berbagai sekolah dan menjadi salah satu gerakan pendidikan yang dikenal sejak dini. Pramuka memiliki 4 tingkatan yang diatur berdasarkan usia. Pramuka Siaga untuk anggota berusia 7-10 tahun, Pramuka Penggalang untuk usia 11-15 tahun, Pramuka Penegak untuk usia 16-20 tahun, dan Pramuka Pandega untuk usia 21-25 tahun. Keberhasilan beliau membangun Gerakan Pramuka dalam masa peralihan dari “kepanduan” ke “kepramukaan” mendapat pujian hingga ke luar negeri. Ia pun dianugeragi Bronze Wolf Award dari World Organization of the Scout Movement (WOSM) di tahun 1973. Bronze Wolf Award ini sendiri adalah penghargaan tertinggi dan satu-satunya dari WOSM kepada orang-orang yang berjasa besar dalam pengembangan kepramukaan.

Rabu, 04 Agustus 2021

Baden Powell, Siapakah Dia?

Baden-Powell

Robert Stephenson Smyth Baden-Powell, atau yang lebih dikenal sebagai B-P, dilahirkan di Paddington, London, pada tanggal 22 Februari 1857. Dia adalah anak ke-8 dari 10 bersaudara. Ayahnya bernama Baden, seorang profesor di Universitas Oxford dan ibunya bernama Henrietta Powell. Ayahnya meninggal ketika B-P masih berusia tiga tahun sehingga keluarganya harus menghadapi kehidupan yang lebih sulit.


B-P pertama kali mendapatkan pendidikan dari ibunya sebelum akhirnya mengenyam pendidikan di Rose Hill School. Disinilah dia mendapatkan beasiswa ke Charterhouse School. B-P selalu ingin mempelajari keahlian baru dan bermain piano serta biola. Selama berada di Chaterhouse, dia mengeksploitasi minatnya dalam seni kepanduan dan kerajinan kayu.


B-P biasanya bersembunyi dari guru-gurunya di hutan di sekitar sekolah dan juga untuk berburu kelinci untuk dimasak. Ketika memasak, dia berhati-hati supaya keberadaannya tidak diketahui melalui asap masakannya. Ketika masa liburan, dia selalu berpetualang bersama beberapa saudara laki-lakinya. Pada satu saat, mereka berekspedisi dengan sebuah kapal di pesisir Selatan Inggris. Di masa liburan lain, mereka menyusuri sungai Thames dengan menggunakan kano. Di semua petualangan ini, Baden-Powell mempelajari seni dan kerajinan yang akhirnya akan berguna di kehidupan profesionalnya.


B-P tidak dikenal sebagai siswa yang selalu mendapatkan nilai terbaik. Dia sebaliknya malah mengikuti ujian masuk tentara dan mendapatkan ranking kedua dari beberapa ratus pelamar. Dia ditugaskan di 13th Hussars memotong jalur pembentukan pelatihan perwira. Setelah itu, dia bahkan mendapatkan gelar Kolonel Kehormatan.


Kehidupan Militer


Pada tahun 1876, Baden-Powell pergi ke India sebagai seorang tentara muda dengan spesialisasi pengintaian, pembuatan peta dan pemeriksaan. Dia kemudian diminta melatih para tentara lainnya. Metode B-P pada saat itu dianggap tidak biasa; unit kecil atau patroli yang bekerja sama di bawah satu pemimpin, dan memberikan penghargaan khusus bagi mereka yang melakukan tugasnya dengan baik. B-P memberikan penghargaan berupa lencana yang mirip dengan rancangan tradisional kompas dengan jarum menunjuk ke arah Selatan untuk yang berhasil menyelesaikan pelatihan. Lencana Pramuka universal saat ini memiliki model yang sama.


Setelah itu, dia ditugaskan di Balkan, Afrika Selatan, dan Malta. Dia kembali ke Afrika untuk membantu mempertahankan kota Mafeking selama masa pengepungan, 217 hari, di awal terjadinya Perang Boer. Pada saat itu, keahlian pengintaian B-P sangatlah diuji. Para tentara muda yang sangat berani dan memiliki banyak daya akal memberikan kesan yang mendalam bagi B-P. Sebaliknya, apa yang sudah dia lakukan di Inggris juga meninggalkan kesan yang abadi.


B-P kembali ke Inggris pada tahun 1903 dan menyadari bahwa dirinya dianggap sebagai pahlawan nasional. Dia juga melihat bagaimana buku panduan yang dia tulis untuk para tentara ("Aids to Scouting" atau “Bantuan untuk Kepanduan”) telah digunakan oleh pemimpin pemuda dan para guru dalam mengajarkan observasi dan kerajinan kayu.


Dia mulai menjadi pembicara di beberapa pertemuan dan rapat umum. Pada saat dia mengikuti pertemuan Boys' Brigade, Sir Wiliam Smith, pendirinya, meminta B-P untuk membuat skema dengan kegiatan yang lebih variatif dalam pelatihan anggota untuk menjadi warga negara yang baik.


Awal Mula Gerakan Kepanduan


B-P mulai menulis ulang “Bantuan untuk Kepanduan” untuk pembaca dengan usia lebih muda. Pada tahun 1907, dia mengadakan perkemahan eksperimental di pulau Brownsea di Dorset untuk mengujicobakan ide-idenya. Di perkemahan ini, dia berhasil mengumpulkan 22 anak laki-laki, beberapa diantaranya datang dari sekolah swasta dan yang lainnya datang dari golongan kelas pekerja. Ini dianggap sebagai awal mula Gerakan Kepanduan.


“Kepanduan untuk Anak Laki-Laki” dipublikasikan pada tahun 1908 setiap dua minggu sekali dalam enam bagian. Sejak itu muncullah beberapa kelompok Patroli Pramuka yang terdiri dari sejumlah anak laki-laki yang ingin mencoba ide-ide dalam buku tersebut. Yang awalnya hanya merupakan alat Bantu pelatihan untuk organisasi yang sudah berdiri akhirnya justru menjadi buku panduan bagi Gerakan baru yang mendunia. Buku “Kepanduan untuk Anak Laki-Laki” sampai saat ini telah diterjemahkan ke semua bahasa utama di dunia.


Kelompok Pramuka mulai bermunculan di beberapa negara. Pada bulan September 1908, Baden-Powell harus mendirikan sebuah kantor untuk menangani banyak pertanyaan yang diterimanya. Kepanduan tersebar dengan cepat di seluruh dunia.


B-P pensiun dari kemiliteran pada tahun 1910, pada usia 53, sesuai saran Raja Edward VII yang memberitahukan bahwa B-P akan lebih melayani negaranya dengan Gerakan Pramuka apabila dia sudah tidak berada dalam kemiliteran.


Dia sekarang dapat mencurahkan sepenuhnya antusiasme dan energinya untuk mengembangkan Boy Scouting dan Girl Guiding. Dia bepergian ke seluruh dunia untuk mendorong pertumbuhan dan memberikan inspirasi.


Pada tahun 1912, B-P menikahi Olave Soames yang terus mendampingi dan memberikan bantuan serta sangat terlibat dalam Pembimbingan dan Kepanduan. Mereka memiliki tiga orang anak (Peter, Heather dan Betty). Lady Olave Baden-Powell nantinya akan dikenal sebagai Pimpinan Pembimbing Dunia.


Pimpinan Pramuka Dunia


Jambore Kepanduan Dunia pertama kali diadakan di Olympia, London, pada tahun 1920. Pada saat acara penutupan, B-P dipilih dengan suara bulat sebagai Pimpinan Pramuka Dunia.


Pada Jambore dunia ke-3, yang juga diadakan di Inggris, Prince of Wales mengumumkan akan diberikan gelar bangsawan oleh H.M.the King. B-P mengambil gelar Lord Baden-Powell of Gilwell; Gilwell Park adalah pusat pelatihan internasional yang diciptakannya untuk para pembina Pramuka.


B-P sudah menulis kurang lebih 32 buku. Dia menerima gelar kehormatan dari enam universitas. Sebagai tambahan, B-P juga mendapatkan 28 penghargaan asing serta 19 penghargaan Pramuka dari seluruh dunia.


Pada tahun 1938, B-P jatuh sakit dan memutuskan untuk kembali ke Afrika yang memiliki arti mendalam untuk hidupnya. Dia memutuskan untuk memasuki masa semi-pensiun di Nyeri, Kenya. Di tempat itu, B-P tidak bisa mengekang energinya dan kembali menulis buku dan membuat sketsa.


Pada tanggal 8 Januari 1941, pada usia 83 tahun, B-P meninggal dunia. Tempat peristirahatan terakhirnya adalah sebuah makam kecil di Nyeri dengan pemandangan Gunung Kenya. Di batu nisannya tertulis “Robert Baden-Powell, Pimpinan Pramuka Dunia” dan dikelilingi oleh lencana Boy Scout dan Girl Guide. Lady Olave Baden-Powell melanjutkan pekerjaan suaminya, mempromosikan Kepramukaan dan Kepanduan Pemudi ke seluruh dunia sampai beliau meninggal dunia pada tahun 1977. Lady Olave dimakamkan di sebelah makam suaminya di Nyeri, Kenya.


B-P sudah menyiapkan pesan perpisahan untuk para anggota Pramuka yang dipublikasikan setelah kepergiannya. Nasihatnya yang berisi: “selalu mencoba sehingga ketika tiba waktunya, dunia yang kita tinggalkan telah menjadi lebih baik daripada ketika kita dilahirkan,” masih sangat relevan untuk anak muda di seluruh dunia saat ini.


Sumber : https://www.scout.org/id/node/25320

Kamis, 24 September 2020

Sandi AZ

Sandi AZ sendiri merupakan salah satu sandi dasar yang kerap digunakan dalam latihan dan kegiatan kepramukaan.

Sebagai sebuah sandi dasar, tidak mengherankan jika sandi ini telah diajarkan kepada peserta didik usia siaga dan penggalang. Dan sebagaimana sandi-sandi dasar lainnya semacam sandi AND, sandi Angka, dan Sandi Rumput, sandi ini memiliki kekhasan tersendiri. Sehingga meskipun ditampilkan tanpa disertai dengan kata kunci sekalipun, seorang pramuka yang terbiasa membaca sandi, akan dengan mudah dapat menebak jenis dan memecahkan sandinya.

Meskipun demikian bukan berarti semua pramuka telah menguasai sandi ini. Karena itu, pada kesempatan kali ini, Blog Materi Pramuka, akan mencoba mengulas bagaimana cara membaca dan memecahkan sandi AN ini sekaligus bagaimana cara membuatnya.

Sandi AZ, masih termasuk sandi dasar dalam kegiatan kepramukaan. 'A=Z' adalah kata kunci dalam sandi ini. cara membuatnya adalah, pertama, tulis hurf A sampai dengan huruf M, dengan spasi yang cukup lebar. Kedua, dibawah setiap huruf dari A sampai M ditulis huruf Z sampai dengan huruf N, tulis setiap huruf persis dibawah huruf yang berada di atasnya sesuai urutan.


Untuk membuat atau memecahkan sandi, ganti setiap huruf dalam sebuah kata dengan huruf yang berada di atas huruf aslinya, begitu pula sebaliknya. Jika huruf aslinya ada di atas, cari penggantinya di bawah. Dan jika huruf aslinya di bawah, cari penggantinya di bawah. Tanda baca ataupun angka, tidak berubah.

Itulah cara membaca dan membuat sandi AZ yang ternyata sangat mudah. Silakan adik-adik pramuka siaga, penggalang, penegak maupun pandega dan kakak-kakak pembina dan pembantu pembina untuk berkreasi dengan sandi AZ ini maupun sandi-sandi lainnya.

Sumber : https://pengembarapramuka.blogspot.com/2018/11/belajar-sandi-az.html?m=1